Seputar Resolusi Finansial

Akhir bulan Januari ini menjadi refleksi bagi penulis dan kita tentang apa yang sudah dilakukan terhadap bulan baru di tahun 2016 ini. Manusia pada prinsipnya tidak akan sama pada hari-hari berikutnya, baik dari pola pikir, perencanaan dan sebagainya. Manusia memiliki kejutan-kejutan yang tidak terduga karena memiliki naluri dan akal. Perencanaan keuangan pun pada prinsipnya bisa menjadi sesuatu yang bisa dipelajari. Pada dasarnya segala sesuatu yang terkait dengan uang akan menjadi pembahasan paling teratas dalam resolusi. Inilah yang menyebabkan resolusi finansial selalu masuk dalam daftar pencapaian setiap individu. Berikut daftar resolusi finansial paling populer di 2016 :

1. Menabung

resolusi finansial
Menabung dan menyimpan lebih banyak uang ke dalam tabungan akan selalu menjadi resolusi finansial setiap individu. Permasalahannya, apakah hal ini bisa terealisasi sesuai rencana? Umumnya generasi millennial (berusia 18-24 tahun)sangat menggebu-gebu untuk menabung. Di usia tersebut hasrat mereka untuk jalan-jalan dan membeli suatu barang sangat tinggi sehingga mereka kerap menabung demi mewujudkannya.
Kunci dari menabung ini adalah membuat penghematan dan memenuhi tujuan tabungan Anda. Baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Apabila Anda termasuk individu yang pelupa dan boros, Anda bisa menjadwalkan menabung secara otomatis. Caranya adalah dengan direct debit (tarik langsung) dari rekening untuk dialirkan ke dalam tabungan.

2. Berhemat

resolusi finansial
Anda termasuk individu yang boros dan gemar menghamburkan uang untuk membeli barang-barang yang sifatnya konsumtif?  Jika berhemat masuk dalam resolusi finansial Anda di tahun depan, maka hentikan segera kebiasaan boros Anda. Jangan mudah tergiur sale, padahal barang yang didiskon bukan termasuk dalam kebutuhan. Anda bisa mulai memangkas biaya-biaya yang tak perlu. Misalnya, jika Anda jarang di rumah lebih baik non aktifkan saja langganan TV kabel dan internet. Tujuannya, agar biayanya dapat dialokasikan ke tabungan untuk memenuhi kebutuhan.

3. Melunasi utang

resolusi finansial
Tagihan kartu kredit, cicilan KPR, hingga angsuran KTA belum terlunasi di tahun 2015. Dan masing-masing individu memiliki ragam utang dan cicilan yang berbeda-beda. Umumnya angsuran dari masing-masing cicilan yang Anda miliki cukup menyita penghasilan Anda setiap bulannya. Solusinya, Anda harus melunasi angsuran yang memiliki bunga paling tinggi terlebih dahulu. Bila bunga kartu kredit Anda sebesar 3 persen/bulan dan cicilan KTA memiliki bunga 2 persen/bulannya, maka dahulu kan untuk menyisihkan penghasilan Anda demi membayar kartu kredit dahulu baru angsuran KTA.

4. Berinvestasi

resolusi finansial
Berinvestasilah sejak dini, apa pun instrumen investasinya. Sejatinya investasi dapat mencegah kondisi finansial yang buruk. Apabila di tahun 2015, Anda belum sempat berinvestasi maka jadikan hal ini dalam target resolusi finansial Anda. Anda bisa menyisihkan 20-30 persen dari penghasilan untuk dialokasikan dalam tabungan investasi.
Dalam memilih investasi harus Anda sesuaikan dengan kemampuan mengolah risiko serta potensi pertumbuhan. Anda suka tantangan dan ingin meraih keuntungan besar namun belum berpengalaman menjadi investor, bisa memilih investasi reksadana atau saham. Biasanya Anda bisa mendapat bantuan dari manajer investasi yang berperan mengelola investasi Anda sesuai target yang ditetapkan. Atau mau investasi yang rendah risiko sebagai pemula? Bisa memilih investasi forex atau emas yang modalnya bisa dimulai dari Rp 1 juta saja.

5. Menyiapkan dana darurat

resolusi finansial
Masuk rumah sakit, renovasi rumah, kehilangan pekerjaan dan lainnya yang termasuk dalam hal darurat sejatinya menjadi kebutuhan. Ujung-ujungnya Anda perlu biaya untuk merealisasikan kebutuhan darurat tersebut. Dan umumnya dana darurat ini sering terlupakan karena mengelola keuangan sesuai rencana jauh lebih mudah ketimbang menyiapkan dana darurat. Sebaiknya Anda menyiapkan dana darurat agar dapat membiayai 3-6 bulan ke depan. Andaikan Anda di PHK secara tiba-tiba, Anda tak perlu risau lagi memikirkan biaya hidup karena terbantu dengan dana darurat ini.

6. Buat anggaran dan menaatinya

resolusi finansial
Mencoba menavigasikan kondisi finansial Anda tanpa membuat anggaran sama saja mengendarai mobil tanpa bensin. Anggaran itu sangat berguna untuk mengetahui biaya pengeluaran setiap bulannya. Setelah Anda tahu ke mana uang Anda pergi, Anda dapat memutuskan untuk menekan bujet .Dalam membuat anggaran bulanan, masukkan juga dana untuk tabungan, membayar utang hingga dana darurat. Barulah sisanya dipergunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari (makan, uang transport dan bensin, belanja bulanan, dan lainnya). Cobalah untuk taat pada anggaran yang telah Anda buat untuk memperoleh keuangan yang merdeka.

7. Memikirkan tabungan pensiun

resolusi finansial
Pensiun masih lama, buat apa menabung untuk tabungan pensiun? Jika Anda memiliki pemikiran demikian, segera buang jauh-jauh. Anda tak akan pernah tahu kapan Anda berhenti bekerja. Bila usia Anda masih terbilang usia produktif, justru di situlah kesempatan untuk mengumpulkan tabungan pensiun. Apalagi jika impian Anda adalah menikmati masa tua dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan jiwa serta pikiran seperti liburan keliling Eropa misalnya.
Untuk memulai dana pensiun Anda, sisihkan saja 10-15 persen dari penghasilan selama masa Anda bekerja. Katakan penghasilan Anda di usia 25 tahun adalah Rp 5 juta. Sisihkan 10 persennya yaitu Rp 500 ribu untuk masuk dalam tabungan pensiun. Usia produktif bekerja di Indonesia berkisar 55-60 tahun. Itu berarti Anda memiliki 30 tahun usia produktif untuk bekerja. Total tabungan pensiun Anda selama 30 tahun adalah Rp 180 juta. Dana yang cukup besar untuk dinikmati ketika masa pensiun, bukan?

8. Membeli rumah dan mobil

resolusi finansial
Apakah tahun depan Anda berencana membeli rumah atau mobil sebagai pelengkap kebutuhan? Jika jawabannya ya, itu tandanya Anda harus bekerja lebih keras lagi untuk mengumpulkan pundi-pundi keuangan. Namun, sebelum Anda memutuskan untuk mengambil KPR atau kredit mobil, pastikan bahwa kondisi keuangan Anda mampu mencicil sesuai jumlah yang ditentukan setiap bulannya. Sangat penting mengevaluasi kemampuan dan finansial Anda agar tak terjerat utang yang menumpuk di kemudian hari.

9. Menyimpan biaya pendidikan anak

resolusi pendidikan
Sudah jadi hal lumrah bahwa pergantian tahun membuat biaya pendidikan selalu naik. Terkadang biaya pendidikan selalu menjadi polemik bagi setiap orang tua. Pasalnya, inflasi biaya pendidikan bisa mencapai 10 persen. Apabila tahun 2016, Anda hendak menyekolahkan anak Anda, sebaiknya sudah mempersiapkan dana pendidikan 1-2 tahun sebelumnya.
Solusinya, sebelum mendaftarkan anak Anda di sekolah impiannya, ketahui dahulu berapa biaya yang dibutuhkan. Misalnya, anak Anda ingin masuk universitas swasta di Jakarta. Biaya masuknya di tahun 2016 adalah Rp 25 juta. Dua tahun sebelumnya Anda sudah bisa melakukan survey ke universitas tersebut dan menghitung kalkulasi biayanya dalam 2 tahun ke depan (hitung saja setiap tahun ada inflasi 10 persen). Sehingga saat hari-h mendaftar, Anda sudah memiliki cukup modal sebagai biaya masuknya. Anda juga bisa mendaftar di asuransi pendidikan sebagai penyimpanan dana pendidikan anak Anda.

10. Memiliki finansial yang terarah

resolusi finansial
Memiliki kondisi finansial yang teratur adalah impian setiap individu. Untuk itulah resolusi finansial di tahun 2016 mayoritas diwarnai dengan kehidupan finansial yang lebih baik. Untuk memiliki finansial yang terarah, Anda bisa menerapkannya dengan berpikir bijaksana saat mengelola keuangan, membayar tagihan tepat waktu, menyisihkan dana darurat hingga menyiapkan tabungan pensiun. Catat pula setiap pengeluaran yang Anda lakukan sekecil apa pun itu ke dalam anggaran.
Dengan melakukan hal-hal tersebut secara konsisten, niscaya menghasilkan finansial yang terarah dan lebih baik ke depannya. Kondisi finansial yang terarah ini akan membuat Anda merasa nyaman meski penghasilan terbatas. Jika Anda bertindak disiplin terhadap keuangan maka Anda akan dengan mudah mengirim anak Anda ke sekolah impiannya, atau merencanakan tujuan jangka panjang seperti pensiun.

Referensi :
www.aturduit.com

0 comments