Input output merupakan
teknik baru yang diperkenalkan oleh Profesor Wassily W. Leontief pada 1951.
Teknik ini dipergunakan untuk menelaah hubungan antar industri dalam rangka
memahami saling ketergantungan dan kompleksitas perekenomian serta kondisi
untuk mempertahankan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Teknik ini
juga dikenal sebagai “analisa industri”.
Menurut Profesor J.R.
Hicks input adalah “sesuatu yang dibeli untuk perusahaan”, sedang output adalah
“sesuatu yang dijual oleh perusahaan”. Input diperoleh tetapi output
diproduksi. Jadi input merupakan pengeluaran perusahaan, dan ouput merupakan penerimaannya.
Jumlah nilai uang dari input merupakan biaya total suatu perusahaan dan jumlah
nilai uang dari output merupakan total penerimaan.
Sebagian besar kegiatan
ekonomi memproduksi barang-barang antara (input) untuk digunakan lebih lanjut
dalam pembuatan barang-barang akhir (output). Pada hakikatnya, analisa
input-output mengandung arti bahwa dalam ekilibrium jumlah nilai uang antar
industri dan jumlah nilai uang ouput antar industri.
1.
Struktur perekonomian tersusun dari berbagai sektor/industri yang satu sama lain berinteraksi melalui transaksi
jual beli.
2.
Output suatu sektor akan didistribusikan dengan jalan dijual kepada sektor- sektor lainnya dan untuk memenuhi permintaan akhir, baik yang
berasal dari
rumah tangga(C), pemerintah
(G), investasi (I), maupun permintaan ekspor
(X).
3.
Input suatu sektor didapatkan dengan cara membeli bahan baku dari sektor-
sektor lainnya, dari rumah
tangga (dalam
bentuk jasa
tenaga kerja),
pemerintah (misalkan saja
dalam bentuk pembayaran pajak tidak langsung),
penyusutan, surplus usaha serta impor (M).
4.
Hubungan antara input dengan output
adalah linier.
5.
Analisis
model
dilakukan
pada kurun waktu
tertentu
(biasanya setahun)
dimana akan
selalu didapat identitas
bahwa total
input sama dengan
total output.
6.
Suatu sektor
dianggap terdiri
dari satu
atau beberapa
perusahaan
dengan ketentuan utama bahwa output yang
dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut diproduksi oleh satu tingkat teknologi yang sama.
Analisa
input-output merupakan varian terbaik ekilibrium umum. Sebagai varian terbaik
memiliki tiga unsur utama”:
1. Analisa
input-output memusatkan perhatiannya pada perekonomian dalam keadaan
ekilibrium. Unsur ini tidak dijumpai didalam analisa ekuilibrium parsial.
2.
Ia
tidak memutuskan dirinya pad analisa permintaan tetapi pada masalah teknik
produksi.
3.
Analisa
ini didasarkan pada penelitian empiris.
1.
Keseluruhan
perekonomian dibagi kedalam dua sektor yaitu “sektor antar industri” dan
“sektor permintaan akhir”, yang masing-masing dapat dibagi-dibagi ke dalam
subsektor.
2.
Output
total tiap sektor antar industri pada umumnya dapat dipergunakan sebagai input
oleh sektor antar industri lain, oleh sektor intu sendiri dan oleh permintaan
akhir.
3.
Masing-masing
industri hanya memproduksi datu produksi homogen.
4.
Harga
permintaan konsumen dan persediaan faktor adalah tertentu (given).
5.
Perbandingan
antar hasil dan skala bersifat konstan.
6.
Didalam
produksi tidak terdapat ekonomi dan disekonomi eksternal.
7.
Kombinasi
input diterapkan dalam proporsi yang ditetapkan secara ketat. Proporsi input
terhadap output senantiasa konstan.
Dengan kata lain tidak
ada substitusi diantara berbagai bahan dan tidak ada kemajuan teknologi.
Koefisien input produksi juga tetap. Analisa input-output
terdiri dari dua bagian yaitu penyusunan input-output dan penggunaan model
input-output.
Tujuan utama
dari analisis
Input-Output adalah menghasilkan
gambaran
aliran antar industri-industri untuk menghasilkan keluaran (produk) bagi suatu sektor tertentu
atau menjelaskan
besaran aliran antar industri
dalam hubungannya dengan
tingkat produksi
dalam setiap sektor.
Analisis dilakukan
dalam suatu periode waktu
tertentu, biasanya dalam tahunan. Analisis yang
diperoleh adalah gambaran
statis selama periode waktu
analisis.
Adapun 3 macam klasifikasi hubungan Input-Output yaitu :
1. Hubungan Langsung, adalah pengaruh yang
secara langsung dirasakan oleh sektor yang
menggunakan input dari output sektor yang bersangkutan.
Misalnya, kalau
industri konveksi menaikkan produksinya
menjadi dua kali lipat maka
permintaan
akan benang, tekstil, dan kancing juga
akan naik lebih kurang
dua kali lipat.
Kenaikan
industri tekstil pasti akan berpengaruh
terhadap industri lainnya, seperti pengangkutan.
2.
Hubungan tidak langsung, adalah pengaruh terhadap industri yang
outputnya tidak digunakan sebagai input
bagi keluaran industri yang bersangkutan.
Misalnya,
pengaruh industri konveksi terhadap
industri jasa pengangkutan.
3. Hubungan Sampingan, adalah pengaruh tidak langsung yang lebih panjang lagi
jangkauannya daripada pengaruh langsung
tersebut di atas.
Misalnya,
peningkatan reproduksi sektor industri
tertentu akan meningkatkan pendapatanburuh industri,
atau peningkatan jumlah buruh yang berarti pula peningkatan
sejumlah buruh tersebut. Dengan peningkatan pendapatan ini maka permintaan
atau kebutuhan beras
dapat
naik.
Untuk
mendapatkan model aliran
input-output
dibutuhkan:
1. Transaksi barang dan jasa yang terjadi antar produsen dan supplier
pada periode waktu yang diamati.
2. Kebutuhan langsung input yang diperlukan satu produsen
untuk menghasilkan satu unit
produk dari supplier langsungnya.
3. Kebutuhan keseluruhan menunjukkan
input yang diperlukan baik
langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan produk.
Tabel I-0
adalah suatu sistem informasi statistik yang disusun dalam bentuk matriks yang
menggambarkan transaksi barang dan jasa antar sektor-sektor ekonomi. Aspek yang
ingin ditonjolkan oleh tabel I-0 adalah bahwa setiap sektor mempunyai
keterkaitan atau ketergantungan
dengan sektor lain. Seberapa besar ketergantungan suatu sektor ditentukan oleh
besarnya input yang digunakan dalam proses produksinya. (Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai
Kartanegara, 2007).
Untuk
memberikan gambaran Tabel Input-Output, berikut diberikan suatu ilustrasi tabel
dengan menyederhanakan suatu sistem ekonomi menjadi tiga sektor produksi. Pada
garis horizontal atau baris, isian-isian angka memperlihatkan bagaimana output
suatu sektor dialokasikan, sebagian untuk memenuhi permintaan antara (intermediate demand) dan sebagian lagi
dipakai untuk memenuhi permintaan akhir (final
demand). (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, 2007).
Tabel 1. Ilustrasi Tabel Input-Output
Keterangan :
v
Permintaan
antara : Permintaan antara adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang
digunakan untuk proses lebih lanjut pada sektor produksi.
v
Permintan
akhir : Permintaan untuk konsumsi akhir yang terdiri dari konsumsi rumah
tangga, pemerintah, pembentukan modal dan ekspor. Isian angka menurut garis
vertikal atau kolom, menunjukkan pemakaian input antara
v
Input
primer dalam istilah yang lebih populer disebut nilai tambah.
Setiap angka
dalam sistem matriks tersebut mempunyai pengertian ganda. Misalnya di kuadran pertama yaitu transaksi antara
(permintaan antara dan input antara), tiap angka dilihat secara horizontal
merupakan alokasi output suatu sektor kepada sektor lainnya, dan pada waktu
yang bersamaan dilihat secara vertikal merupakan input dari suatu sektor yang
diperoleh dari sektor lainnya.
Manfaat
Tabel Input Output
Berdasarkan
Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara (2007), tabel I-O sangat bermanfaat bagi
para perencana pembangunan maupun kalangan dunia usaha, diantaranya adalah
sebagai berikut.
a.
Menyediakan
informasi yang lengkap dan menyeluruh tentang struktur penggunaan barang dan
jasa di masing-masing sektor serta pola distribusi produksi yang dihasilkan.
b.
Sebagai
dasar perencanaan dan analisis makro terutama yang berkaitan dengan produksi,
konsumsi, pembentukan modal, ekspor dan impor.
c.
Sebagai
kerangka atau model untuk
studi-studi kuantitatif, seperti analisis dampak permintaan akhir (konsumsi
rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal dan ekspor) terhadap
penciptaan output dan nilai tambah sektoral, tenaga kerja serta ketubuhan
impor; proyeksi ekonomi; serta studi-studi yang bersifat khusus lainnya.
d.
Proses
penyusunan Tabel I-0 sekaligus juga dipakai untuk tujuan pengecekan dan
evaluasi terhadap konsistensi data sektoral antar berbagai sumber, sehingga
berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan data dasar dalam penyusunan
pendapatan regional.
Langkah-Langkah
Analisis Input Output
Analisis Input output
mencakup beberapa perhitungan
dalam menganalisis suatu
sektor yaitu:
a.
Matriks
Pengganda
Dampak Pengganda
adalah suatu dampak
yang terjadi baik
secara langsung maupun tidak
langsung terhadap berbagai kegiatan
ekonomi dalam negeri sebagai akibat
adanya perubahan pada variabel-variabel eksogen perekonomian nasional.
Untuk menghitung matriks
pengganda dilakukan melalui
beberapa tahap sebagai berikut.
b.
Menghitung
matriks koefisien input (matriks A)
Unsur matriks A dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan :
aij = koefisien
Input sektor ke i oleh sektor ke j
Xij =
penggunaan input sektor ke i oleh sektor ke j
Xj = output
sektor ke j.
c.
Menghitung
Matriks (I-A)
Mengurangkan suatu
matriks identitas (yaitu
matriks dengan diagonal
utama bernilai 1 dan unsur-unsur lainnya bernilai 0) terhadap matriks
koefisien input.
d.
Menghitung
matriks pengganda (B) dan total.
Matriks
pengganda (B) dihitung
dengan cara menginverskan
matriks yang diperoleh pada tahap
2 diatas (B = (I-A)-1).
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS
INPUT-OUTPUT
Analisis Input-output
mencakup beberapa perhitungan dalam menganalisis suatu
sektor yaitu:
1. Matriks
Pengganda.
Dampak Pengganda adalah suatu dampak yang terjadi baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap berbagai kegiatan ekonomi dalam negeri sebagai
akibat adanya perubahan pada variabel-variabel eksogen perekonomian
nasional.
Untuk menghitung
matriks pengganda dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:
A. Menghitung matriks
koefisien input (matriks
A) Unsur matriks A dapat dihitung dengan rumus:
Dimana:
aij = koefisien Input sektor ke i oleh sektor
ke j
Xij =
penggunaan
input sektor ke i oleh
sektor ke j
Xj = output
sektor ke j
B. Menghitung Matriks(I-A)
Mengurangkan suatu matriks
identitas (yaitu matriks
dengan diagonal utama bernilai 1 dan unsur-unsur lainnya bernilai
0) terhadap matriks
koefisien input.
C. Menghitung matriks
pengganda (B) dan total.
Matriks pengganda (B) dihitung dengan cara menginverskan matriks yang diperoleh
pada tahap
2 diatas
(B = (I-A)-1 ).
2. Indeks
Daya Penyebaran dan Indeks
Derajat Kepekaan
-
Hubungan antara output dan
permintaan akhir dapat dijabarkan sebagai
X =
(I- A)-1 F, dimana X adalah vektor kolom dari output, F adalah vektor kolom dari permintaan akhir.
-
Dari persamaan tersebut dapat dilihat
bahwa dampak akibat perubahan
permintaan akhir suatu sektor terhadap output
seluruh sektor ekonomi (rj)
dapat
dirumuskan sebagai:
rj =
b1j + b2j … + bnj = Σibij.
-
Jumlah dampak
tersebut juga disebut
sebagai jumlah daya penyebaran. Daya penyebaran merupakan ukuran
untuk melihat keterkaitan kebelakang
(backward
linkage)
sektor-sektor
ekonomi di suatu wilayah. Selanjutnya, dengan membagi jumlah dampak
tersebut (rj)
dengan banyaknya
sektor (n),
dapat dihitung rata-rata dampak yang ditimbulkan terhadap output masing-
masing sektor akibat perubahan
permintaan akhir.
-
Namun demikian, karena sifat permintaan akhir masing-masing sektor saling
berbeda, maka baik jumlah maupun rata-rata dampak tersebut kurang tepat untuk
dijadikan sebagai ukuran pembanding
dampak pada setiap sektor. Oleh karenanya, ukuran tersebut perlu
dinormalkan (normalized)
dengan cara membagi rata-rata dampak
suatu
sektor dengan
rata-rata
dampak seluruh
sektor. Ukuran yang dinormalkan
ini dinamakan dengan indeks daya penyebaran (αj) atau tingkat dampak keterkaitan kebelakang
(backward linkages effect
ratio), yang dapat
dirumuskan:
Dimana:
αj = 1 daya penyebaran sektor
j
sama dengan
rata-rata
daya penyebaran seluruh
sektor ekonomi.
αj> 1 daya penyebaran sektor j diatas rata-rata daya penyebaran seluruh sektor ekonomi.
αj< 1 daya penyebaran sektor j dibawah rata-rata daya penyebaran seluruh
sektor ekonomi.
-
Dari persamaan tadi juga dapat dilihat jumlah dampak output suatu sektor i
sebagai akibat perubahan permintaan akhir seluruh sektor, yang
dapat dirumuskan sebagai: sj=Σjbij
-
Nilai sj disebut dengan jumlah derajat kepekaan, merupakan ukuran untuk melihat keterkaitan kedepan (forward linkage) sektor-sektor ekonomi di suatu
wilayah.
-
Dengan
pola
pikir yang sama seperti
ketika menghitung
indeks
daya
penyebaran, kita juga bisa menghitung
indeks derajat kepekaan (βi) dengan rumus sebagai berikut:
Dimana :
βi =
1
derajat kepekaan sektor
j
sama
dengan rata-rata derajat
kepekaan
seluruh sektor ekonomi.
βi> 1 derajat kepekaan sektor j diatas rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor
ekonomi.
βi< 1 derajat kepekaan sektor j dibawah rata-rata derajat kepekaan seluruh
sektor ekonomi.
3. Analisis Dampak
A. Dampak
permintaan akhir
terhadap output.
Rumus
dampak permintaan akhir terhadap output: X = (I-A)-1 F
Artinya:
mengalikan matriks pengganda dengan matriks permintaan akhir. Sesuai dengan penempatan data.(lihat pada contoh
kasus).
B. Dampak
permintaan akhir terhadap nilai tambah bruto
(NTB).
Untuk menghitung
dampak permintaan akhir terhadap NTB, terlebih dahulu
dibentuk matriks diagonal koefisien NTB. Koefisien NTB dicari dengan cara
membagi nilai tambah bruto (input
primer) dengan total input.(lihat pada
contoh kasus).
Tahap penghitungan
dampak
permintaan akhir terhadap
NTB
:
-
Membentuk matriks
diagonal koefisien
NTB
dengan cara membagi nilai
tambah bruto (input primer) dengan
total
input.
-
Mengalikan matriks diagonal koefisien
NTB
dengan
matriks
dampak permintaan akhir terhadap output yang
telah dihitung sebelumnya.
C. Dampak
permintaan Akhir Terhadap kebutuhan Impor.
Untuk menghitung dampak
permintaan akhir terhadap kebutuhan impor,
diperlukan informasi mengenai komponen
impor pada masing-masing
sektor, baik untuk permintaan
antara maupun permintaan akhir.
Tabel input-output mengacu pada perekonomian
secara keseluruhan dalam tahun tertentu. Ia menunjukkan nilai arus barang dan
jasa diantara berbagai sektor produksi terutama antar industri.
Untuk mudahnya, kita
ambil perekonomian dengan tiga sektor: sektor antar industri, sektor pertanian
dan industri, dan satu sektor permintaan akhir.
Tabel 1.
Tabel Input-Output
(Dalam Arti Nilai)(Rupiah)
|
||||
Sektor Pembelian
|
||||
Sektor
|
Input ke Pertanian (1)
|
Input ke Industri (2)
|
Permintaan Akhir (3)
|
Output Total atau Penerimaan Total
|
Pertanian
|
50
|
150
|
100
|
300
|
Industri
|
100
|
250
|
150
|
500
|
Nilai Tambah*
|
150
|
100
|
0
|
250
|
Output Total atau Biaya Total
|
300
|
500
|
250
|
1050
|
|
||||
*Nilai tambah menunjuk pada pembayaran untuk
faktor-faktor produksi
|
Pada tabel ini, output total dari sektor industri,
pertanian dan rumah tangga disusun berbaris (baca horisontal) dan telah dibagi
menjadi sektor pertanian, industri dan permintaan akhir. Input sektor-sektor
ini disusun dalam kolom-kolom. Jumlah total baris pertama menunjukkan bahwa
ouput pertanian semuanya dinilai sebesar Rp 300.- per tahun. Dari total ini, Rp
100.- merupakan konsumsi akhir, yaitu konsumsi pemerintah dan rumah tangga,
sebagaimana ditunjukkan dalam kolom ketiga baris pertama. Sisa output pertanian
merupakan input, 50 untuk pertanian sendiri dan 150 input untuk industri.
Begitu juga baris kedua menunjukkan pendistribusian output total sektor
industri yang dinilai sebesar Rp 500.- per tahun. Kolom 1, 2 dan 3
memperlihatkan bahwa 100 unit barang-barang manufaktur merupakan input bagi pertanian,
250 bagi industri itu sendiri dan 150 untuk konsumsi akhir sektor rumah tangga.
Selanjutnya kolom-kolomnya (baca vertikal), kolom pertama
menggambarkan input atau struktur biaya dari indsutri pertanian. Output yang
dinilai sebesar Rp 300.- diproduksi dengan menggunakan barang-barang pertanian
seharga Rp 50.- barang manufaktur sebesar Rp 100.- dan jasa buruh atau
manajemen seharag Rp 150.-. Dengan kata lain, untuk mendapatkan penerimaan
sebesar Rp 300.- dari sektor pertanian diperlukan biaya sebesar Rp 300.-.
Begitu juga, kolom kedua menjelaskan struktur input dari sekotr industri (yaitu
150+250+100=500). Jadi “satu kolom memberikan satu angka/titik pada fungsi
produksi masing-masing industri”. Kolom “permintaan akhir” menunjukkan apa yang
tersedia untuk konsumsi dan pengeluaran pemerintah. Baris ketiga pada
masing-masing kolom terlihat angka nol. Ini berarti bahwa sektor rumah tangga
hanyalah merupakan sektor pengeluaran (konsumsi) yang tidak menjual apa-apa
kepada dirinya. Dengan kata lain, tenaga buruh tidak secara langsung
dikonsumsikan.
Ada dua jenis hubungan yang menandakan dan menentukan
cara suatu perekonomian bertingkah laku dan mengandung pola arus sumber
tertentu. Keduanya ialah: (a) stabilitas atau keseimbangan internal
masing-masing sektor perekonomian, dan (b) stabilitas eksternal masing-masing
sektor atau hubungan antar sektoral, Profesor Leontief menyebut keduanya
sebagai “hubungan fundamental antar keseimbangan dan struktur”. Jika dinyatakan
secara matematik keduanya dikenal sebagai “persamaan keseimbangan” dan
“persamaan struktural”.
Jika misalnya output total XI dari industri ke-1 dibagi
kedalam berbagai jumlah industri 1, 2, 3, n, maka kita mendapatkan persamaan
keseimbangan.
Xi = Xi1 + Xi2 + Xi3
+ ... Xin + Di
dan jika misalnya jumlah Yi yang diserap oleh
“sektor luar” juga dipertimbangkan, maka persamaan keseimbangan dari industri i
tersebut menjadi:
Xi = Xi1 + Xi2 + Xi3
+ ... Xin + Di + Yi
atau Xij + Yi
= Xi
Harus dicatat disini bahwa Yi berarti jumlah arus produk dari
industri ke-i, ke konsumsi, investasi dan ekspor, impr metto, dan sebagainya.
Ini juga disebut “tagihan akhir barang” yang merupakan fungsi output yang harus
dipenuhi. Persamaan keseimbangan itu menunujukkan kondisi ekilibrium antara
permintaan dan penawaran. Ia memperlihatkan arus output dan input ke dan dari
satu industri lainnya dan sebaliknya.
Suatu kajian PBB
menyebutkan beberapa penggunaan model input-output di dalam perencanaan
pembangunan sebagai berikut:
1.
Model-model
ini membberikan kepda masing-masing bidang perekonomian perkiraan tentang
produksi dan tingkat impor yang sesuai satu sama lain dan sesuai dengan
perkiraan permintaan akhir.
2.
Solusi
model ini membantu di dalam pengalokasian investasi yang diperlukan untuk
mencapai tingkat produksi di dalam program dan model ini memberikan pengetesan
yang lebih tajam mengenai cukup tidaknya sumber investasi yang tersedia.
3.
Kebutuhan
akan buruh terdidik juga dapat dievaluasi dengan cara yang sama.
4.
Dengan
adnaya pengetahuan tentang penggunaan bahan baku impor dan eks dalam negeri
dalam berbagai bidang perekonomian, analisa tentang kebutuhan impor dan
kemungkinan substitusi menjadi lebih mudah.
5.
Sebagai
tambahan terhadap kebutuhan langsung akan modal, buruh dan impor, kebutuhan
tidak langsung pda sektor-sektor lain perekonomian juga dapat diperkirakan.
6.
Model
input-output secara regional juga dapat dibuat untuk tujuan perencanaan, untuk
menjajagi implikasi program pembangunan wilayah tertentu, ataupun untuk perekonomian
secara keseluruhan.
Bilas,
Richard A, Teori Ekonomi Edisi Kedua
Chiang,
Alpha C, Dasar-Dasar Matematika Ekonomi Jilid 1 Edisi Keempat
Chiang,
Alpha C, Dasar-Dasar Matematika Ekonomi Jilid 2 Edisi Ketiga
Jhingan,
M.L, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan,
Jakarta, 2016
Panggabean,
A.B, Dasar-Dasar Matematika Ekonomi
1 comments
Mantappppp
BalasHapus